Selasa, 31 Januari 2012

Perbedaan DCS dan PLC

Dalam sebuah artikel dikatakan bahwa PLC dan DCS mempunyai fungsi yang sama. Saat ini perbedaan DCS dan PLC telah kabur karena masing-masing telah saling mengambil peran. PLC mengambil sebagian peran DCS dan sebaliknya.

Ini sangat berbeda dengan yang dipahami selama ini bahwa : - DCS (Distributed Control System) sesuai dengan namanya adalah sebuah SISTEM PENGONTROLAN yang bekerja menggunakan beberapa controller dan mengkoordinasikan kerja semua controller tersebut. Masing-masing controller tersebut menangani sebuah plant yang terpisah. Controller yang dimaksud tersebut adalah PLC. - Sedangkan PLC (Programmable Logic Controller) sesuai dengan namanya adalah sebuah CONTROLLER yang dapat diprogram kembali. Jika PLC hanya berdiri sendiri dan tidak digabungkan dengan PLC yang lain, SISTEM pengontrolannya dinamakan DDC.

Jadi, PLC adalah sub sistem dari sebuah sistem besar yang bernama DCS. Yang sejajar dalam hal ini adalah DDC dengan DCS dan FF, serta PLC dengan SLC, Microcontroller, dan sebagainya.

Benarkah demikian?
Perkembangan awal PLC, difungsikan lebih ke logic Control (Discrete Input/Output). Tapi Sekarang, PLC sudah mengakomodasi bukan hanya discrete Input/Output, didalamnya sudah dapat menerima signal dari Thermocouple, RTD, Load Cell, dan sebagainya langsung ke I/O PLC.
Mungkin ini yang menjadi “kabur”, dimana fungsi-fungsi tersebut sebelumnya dipegang oleh DCS, sekarang dengan PLC saja sudah bisa.
PLC pada dasarnya hanya pengontrol logika yang dapat diprogram. Walaupun pada perkembangannya PLC sudah dilengkapi analog signal, kemampuan aritmatiknya sangat terbatas.

Sedangkan DCS, Sistem Pengendali terdistribusi Penekanannya ada di D-nya, Distribusi, yaitu distribusi tiga hal : Distribusi Resiko kegagalan, Distribusi lokasi dan Distribusi Pengendalian dan Man Power.

Secara tradisional, memang benar bahwa DCS lebih lambat responnya dibanding PLC. Karena memang untuk regulatory control tidak perlu respon yang terlalu cepat karena kalau gagal masih ada safety shutdown system. Satu (1) second overall masih cukup untuk hampir semua aplikasi. Berbeda dengan safety application yang sering merupakan ladang PLC.

Sekarang, kelihatannya sudah berbeda karena hardware dari yang secara tradisional DCS vendor makin “seperti PLC”.
Ada yang mengatakan, “PLC itu Install and Forget it”, kalau DCS kebalikannya, karena lebih bersifat kompleks dan perlu monitoring.

Kalau dilihat dari kompleksitas sistemnya, tergantung bagaimana konfigurasi sistem yang
dipasang. Shutdown System Plant dengan menggunakan PLC-based juga bisa sangat kompleks, jauh lebih kompleks dibanding dengan DCS. Kalau tidak, mengapa para ahli sedemikian peduli sampai mengeluarkan IEC-61508, IEC-61511, IEC-62601 dan sebagainya.

PLC terbaru saat ini sudah sanggup untuk mengolah sejumlah besar informasi secara real time karena sudah memiliki RAM antara 2 - 6 MB, memiliki konektivitas dengan Ethernet dan dapat diprogram dalam bentuk teks terstruktur maupun ladder logic.

Pun, umumnya dioperasikan dengan Windows XP, dilengkapi dengan Human Machine Interface, HMI (misalnya Rockwell RSView), yang memungkinkan diadopsinya aplikasi Visual Basic, Hysys dan aplikasi lainnya. Integrity level PLC tidak bisa dipandang secara individual, seharusnya dipadukan dengan final element dan sensor sebagai satu kesatuan Safety Instrumented Function (SIF).
Perbedaan PLC dan dcs sekarang sudah tidak ada lagi, karena perkembangan teknologi yang sudah maju.. dimana PLC sudah banyak yang berperan sebagai DCS, malah lebih dari itu PLC bisa berperan seperti SAP…!
PLC seringkali dipakai untuk safety system (trip system dari suatu equipment). Walaupun di DCS ada fasilitas LOGIC maupun sequence, kebanyakan untuk trip system, sinyal tripnya tetap diumpankan ke PLC, misalnya alarm LL dari level steam drum sinyalnya diumpankan ke PLC untuk men-TRIP-kan Boiler.
Jadi perbedaan PLC ama DCS mungkin terletak pada kecepatan responnya.
Dari studi kasus, di Caltex, DCS sudah lama dan ada penggantian dengan sistem PLC+MMI. Tapi biasanya, kalau di perusahaan migas ada dua sistem DCS dan PLC. PLC untuk Fire/gas and Shutdown System, DCS untuk Continuous Control. Juga banyak aplikasi yang lainnya, seperti spesifik kontrol untuk Compresor/turbin, Vibration Monitoring, Flow Computer System, Optimization,dan lain-lain. Dan semua apikasi itu bisa disambungkan ke DCS. DCS bisa memonitor semua sistem yang ada (PLC+MMI, flow computer, turbin control, optimization software, dan lain-lain). Mungkin sebenarnya bisa aja ditangani oleh satu DCS saja atau PLC+MMI saja. Tetapi di perusahaan Oil and Gas dibuat banyak sistem, salah satu alasannya untuk redundancy, kalau memakai satu sistem saja sekali mati, mati semua plantnya. Tetapi, kalau di industri makanan, mungkin cukup PLC+MMI saja, karena lebih murah daripada membeli DCS yang mahal.
Pendapat lainnnya mengatakan bahwa PLC tidak sama dengan DCS, PLC bukan sub sistem DCS dan DCS bukan PLC yang dibesarkan.

Bila dilihat dari awal terbentuknya kedua perangkat itu, PLC dibuat untuk menggantikan Relay Logic yang berfungsi sebagai shutdown system. DCS dibuat untuk menggantikan Controller (single Loop, multi loop, close loop, open loop, etc), yang mengendalikan jalannya Proses (Proses Control). Proses Controller tentu tidak sama dengan Logic Controller, dan jangan dipisahkan, karena akan berbeda maknanya.

DCS = Distributed Control System Apapun system control yang terdistribusi (Sebagai lawan dari DDC = direct digital control) dikategorikan sebagai DCS. Pada DDC seluruh control dilakukan dalam central processor sehingga apabila dia kegagalan, seluruh control plant akan ikut gagal. DDC, digunakan hampir, kalau tidak bisa disebut keseluruhannya sebagai Regulatory Control. Dan dari awalnya vendor-vendor yang mengusung nama DCS memang menggunakan produknya sebagai regulatory control.

Belajar Elektronika dan Instrumentasi

Elektronika merupakan ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat. Edangkan instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks.

Lalu apa hubungan antara elektronika dan instrumentasi?, dan apa pula manfaatnya untuk kehidupan?

Kita mulai dengan memperhatikan apa – apa yang ada disekitar kita, jam digital, stopwatch, thermometer, alat permal cuaca, dan banyak alat lainnya merupakan alat instrumentasi yang operasinya berdasarkan prinsip – prinsip elektronika.

Artinya elektronika dan instrumentasi dalam skala umum merupakan sesuatu yang diperlukan dan sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari – hari.  Dengan memperlajari elektronika dan istrumentasi kita dapat melakukan inovasi – inovasi yang bertujuan untuk melakukan otomatisasi yang pada dasarnya sangat bermanfaat untuk mempermudah pekerjaan kita.
secara umum instrumentasi mempunyai 3 fungsi utama:
•    sebagai alat pengukuran
•    sebagai alat analisis, dan
•    sebagai alat kendali.

Bidang elektronika dan instrumentasi ini, tidak hanya diaplikasikan untuk industri kimia dan industri baja semata, tetapi diperlukan juga untuk pabrik mobil, pabrik gula, pabrik kertas, pabrik pemrosesan makanan, untuk instrumentasi kedokteran, dan untuk pabrik pembuatan alat-alat elektronik itu sendiri (seperti pabrik pembuatan telepon genggam, pabrik pembuatan chip/ sirkuit terpadu, pabrik pembuatan komputer, dsb). Bentuk variable fisis (fisika) dan kimia yang dipakai untuk dasar kendali dalam bidang instrumentasi ini meliputi:
•    suhu
•    tekanan
•    kecepatan aliran
•    ketinggian cairan
•    kepadatan benda dan kekentalan (viskositas) cairan di pabrik gula, misalnya
•    radiasi panas untuk suhu tinggi di pabrik baja
•    arus listrik, tegangan listrik, frekuensi
•    induktansi, kapasitansi
•    dll.


Elektronika dan Instrumentasi

Elektronika dan Instrumentasi

Elektronika dan Instrumentasi

Kamis, 19 Januari 2012

Soekarno dan Api Islam

Firman Tuhan inilah yang selalu menjadi gitaku, dan ini juga yang seharusnya menjadi gitamu "Tidak akan berubah keadaan suatu bangsa, kecuali bangsa itu sendiri yang berusaha mengubahnya"
(Ir. Soekarno)


     Mungkin selama ini, banyak yang mengenal Bung Karno sebagai seorang tokoh nasionalis sekuler, bahkan ada juga sebagian yang menggolongkan beliau sebagai tokoh komunis Indonesia karena menawarkan  konsep Nasakom ( Nasionalis, Agama dan Komunis), sebuah konsep yang pernah ia jadikan Tagline Politik di era demokrasi terpimpin.

     Soekarno memang baru mempelajari islam di saat ia mulai tinggal di rumah HOS Tjokroaminoto, Ibunya berasal dari Bali sedangkan ayahnya penganut islam teosofi, dibawah bimbingan Tjokro, pemikiran keagamaannya mulai tumbuh dan berkembang puncaknya ketika ia berkorenspondensi dengan A hasan, Tokoh Persis.

     Dimasa pembuangannya di  Endeh oleh kolonial Belanda merupakan masa - masa pembelajaran bagi Seokarno mengenai Islam, ia mulai berkenalan dengan revolusi Arab Saudi yang dilakukan oleh Ibn Saud, Pan Islamisme jamaludin Al Afghani dan Muhammad Abduh, juga dengan sekularisme Turki dibawah Mustafa Kamal, karya - karya monumental nya Muhammad Ali Jinnah, Ahmad Khan Muslim India bermazhab Ahmadiyah pun menjadi salah satu referensi favoritnya ditambah dengan surat - suratnya dengan A hasan semakin mengokohkan khazanah intelektualitasnya mengenai pemikiran ke islamannya.

Bung Karno mulai mengkritik praktik keagamaan Muslim Indonesia yang ia nilai jauh dari semangat islam, dari api islam. Muslim Indonesia terlalu kaku dan ritual an sich, terbukti dari tulisan - tulisan beliau di harian pemandangan, pandji masyarakat, "Apa sebab Turki memisahkan Agama dan negara", "Nasionalis, Islam dan Sosialisme" merupakan beberapa dari buah tulisannya yang terkenal dan yang paling terkenal tentunya "Islam Sontoloyo".

     Dalam Islam Sontoloyo, bung karno mengkritik banyak Muslim yang mencoba menipu Tuhan dengan hukum Fiqih, hukum Fiqih diputar balikkan sedemikan rupa sehingga secara fiqih berbuatannya dibenarkan, dalam salah satu tulisannya "Bloodtranfusie"/ Donor darah, suatu persoalan yang ketika di zaman itu masih jadi perdebatan, ia dengan lantang mengatakan "bahwa semangat islam adalah semangat kemanusiaan, semangat humanisme, jadi tidak jadi masalah apakah seorang muslim menerima atau memberikan darahnya kepada non muslim ,bahkan dengan orang tak beragama pun sudah menjadi kewajiban setiap muslim untuk saling tolong menolong"
Tentu juga kita msih ingat bagaimana ketika Bung Karno walkout dari muktamar Muhammadiyah karena ia masih melihat Tabir pemisah antara perempuan dan laki-laki, ia menulis " Tabir adalah simbol perbudakan wanita", Nabi telah membebaskannya , ia juga meneruskan "Haji Agus Salim, Ulama kita pernah merobek tabir pemisah ini pada kongres Jong Islamited Bond, Tetapi mengapa kita, muhammadiyah masih memakainya.

    Dalam alam pemikiran Bung Karno, Islam adalah agama yang hidup, yang membebaskan, yang mencerahkan.

Merancang Program Motor Stepper dengan Codevision || Program Mikrokontroler dengan bahasa C

Motor Stepper adalah sebuah perangkat pengandali yang menkonversikan bit-bit sinyal menjadi posisi rotor, motor stepper biasanya dapat kita temui di dalam CD/DVD ROM, selengkapnya untuk mengetahui prinsip kerja dan karakteristik dari motor stepper dapat membaca tulisan saya sebelumnya: Prinsip Kerja Motor Stepper.

Dalam Tulisan kali ini saya akan tuliskan program sedehana dalam mengendalikan motor stepper, pertama kita rancang sistem mikrokontroler yang kita gunakan.
Merancang Program Motor Stepper dengan Codevision || Program Mikrokontroler  dengan bahasa C


lalu Buat program dengan codevision AVR, (setelah setting wizard awal)

#include
#include
#include


PORTA=0x00;
DDRA=0x00;

PORTB=0x00;
DDRB=0x00;

PORTC=0x00;
DDRC=0xFF;


PORTD=0x00;
DDRD=0x00;

TCCR0=0x00;
TCNT0=0x00;
OCR0=0x00;

while (1)
      {
   
       PORTC=0x01;
       delay_ms(50);
       PORTC=0x08;
       delay_ms(50);
       PORTC=0x02;
       delay_ms(50);
       PORTC=0x04;
       delay_ms(50);
   
      
      };

Analisa Program

4 bit motor stepper kita beri logika 1 bergantian,  dengan begita motor stepper akan bergerak sebesar 1 step, misal motor stepper kita mempunyai karakteristik 1 derajat per step, maka kita butuh perulangan 180 kali untuk menggeraknya sebesar 180 derajat, begitu juga seterusnya namun kalau kita menghendaki motor setpeer berjalan continues maka kita cukup lakukangan perulangan terus menerus

Jalankan program

Merancang Program Motor Stepper dengan Codevision || Program Mikrokontroler  dengan bahasa C

Semoga Bermanfaat

Senin, 16 Januari 2012

Review Novel Jejak langkah

Judul : Jejak langkah
Penulis : Pramodya Ananta Toer
Penerbit : Lentera di Pantara
Jumlah halaman : 721

"Sudah lama aku dengar dan aku baca suatu negeri dimana semua orang sama dihadapan hukum. Tidak seperti di hindia ini, kata dongeng ini juga:
Negeri ini memashurkan, menjunjung dan memuliakan kebebasan, persamaan dan persaudaraan. Aku ingin melihat negeri dongengan itu dalam kenyataan”

Jejak Langkah merupakan Novel ketiga dari tetralogi Buru, yang pertama Bumi manusia, periode yang bercerita tentang penyemaian dan kegelisahan. Novel kedua, anak semua bangsa, periode yang bercerita tentang pencarian spirit perjuangan dari kehidupan arus bawah pribumi yang tak berdaya melawan kekuasaan raksasa Eropa: maka Novel ketiga, jejak langkah adalah pengorganisasian perlawanan!

Minke memobilisasi segala daya untuk melawan bercokolnya kekuasaan Hindia yang sudah berabad-abad umurnya. Namun Minke tak memilih perlawanan bersenjata. Ia memilih jalan jurnalistik dengan membuat sebanyak-banyaknya bacaan pribumi. Yang paling terkenal tentu saja Medan Prijaji. Dengan koran ini, minke ingin mengembalikan agensi kepada rakyat pribumi tiga hal: meningkatkan boikot, berorganisai dan menghapuskan kebudayaan feodalistik.

Perpaduan jurnalistik dan organisasi, tak hanya membangkitkan nasionalisme disetiap kantong perlawanan di daerah, tapi juga menusuk para pembesar Belanda tepat di pusatnya. Itu pula modal awal negeri ini untuk besuara kepada dunia tentang apa yang sebenarnya terjadi di negeri angin selatan ini dibawah genggaman imperialisme negeri Angin utara. Lewat langkah jurnalistik, Minke berseru-seru: “Didiklah rakyat dengan organisasi dan didiklah penguasa dengan perlawanan”.

Teknologi Ramah Lingkungan >> Teknologi Masa Depan

     Dengan isu perubahan iklim, penipisan lapisan atmospher serta global warming membuat perubahan style  dalam upaya pengembangan teknologi, teknologi yang harus dikembangkan untuk masa depan ialah teknologi yang lebih ramah terhadap lingkungan, teknologi yang berwawasan lingkungan.

     Kendaraan yang ramah lingkungan seperti BMW dan mobil sport beranggapan bahwa mobil ramah lingkungan itu lamban. Sistem elektrik yang diusulkan di Delorean (kendaraan dari jaman jadul yang dimodivikasi untuk mobil Masa Depan) memperlihatkan mobil ramah lingkungan juga dapat menjadi luar biasa. Tentu saja, tren utama teknologi ramah lingkungan untuk 2012 tidak hanya tentang mobil. Ada perkembangan menarik yang melibatkan micro-living, gamification dan shared technology. Berikut empat tren ramah lingkungan yang pasti menarik untuk dibahas. 

1.Mobil Hybrid dan Energi Alternatif

Mobil listrik dan mobil hybrid telah ada dalam beberapa waktu ini tetapi teknologi ini hanya menjadi tren baru-baru ini saja, teknologi ini mulai berubah dari tujuan awal mereka.

Sebuah era baru untuk mobil ramah lingkungan telah berhasil memberikan performa yang baik dengan harga yang wajar. Chevy Volt dan Toyota Prius adalah dua sedan terjangkau yang telah hadir di pasaran mobil amerika. Beberapa produsen mobil ternama telah meluncurkan mobil konsep ramping yang menggunakan listrik. Sebagai contoh, BMW i8 adalah sebuah konsep mobil roadster yang tangguh. Sebuah versi yang sudah siap di jalan raya, yang dijadwalkan launching pada tahun 2013. Teknologi dasar telah digunakan di BMW hibrida seperti ActiveE, yang mulai di uji coba di lapangan.

Teknologi Ramah Lingkungan, Teknologi Masa Depan

2. Sharing is Caring
Konsep ini berkembang untuk semua jenis barang, termasuk program seperti bike-sharing Bixi di Montreal, yang memungkinkan pelanggan menyewa sepeda selama 45 menit tanpa biaya. Pengguna dapat memarkir sepeda mereka di docking stasiun yang akan menghitung biaya tagihan ketika sepeda dibawa keluar dan mengirimkan tagihan sesuai lama pemakaian. Perhitungan penyewaan sepeda untuk beberapa lama dikali dengan ongkos biaya, meskipun biaya minimal ($ 3 untuk menyewa sepeda untuk sampai satu jam setengah). Bixi telah menyebar di kota-kota lain, dan pemerintah New York mengumumkan program sharing sepeda pertama yang akan launching pada tahun 2012 yang akan beroperasi mirip dengan Bixi.

Teknologi Ramah Lingkungan, Teknologi Masa Depan

3. Micro-Living
Perusahaan besar juga mencoba mengecilkan footprint-nya. Banyak produsen yang menyusut jumlah kemasan yang mereka gunakan untuk mengirimkan produk. Sebagai contoh, Apple telah mengurangi beberapa kemasan tidak berguna dan mengembangkan desain unibody laptop yang lebih mudah untuk mendaur ulang dan memproduksinya.
Teknologi Ramah Lingkungan, Teknologi Masa Depan
4. Gamification Reigns
Merek dan perusahaan telah menyadari bahwa kompetisi yang ramah dan penghargaan terukur adalah cara yang bagus untuk membuat orang tertarik dan terlibat dalam suatu produk. Gerakan penghijauan yang semakin bijaksana . Permainan seperti tantangan kepada pemain Trash Tycoon untuk mendaur ulang jalan mereka ke kemenangan sedangkan situs seperti myenergy, recyclebank atau DailyFeats mendorong pengguna untuk mengurangi konsumsi energi mereka atau meningkatkan tindakan hijau mereka dengan menawarkan kompetisi ringan dan penghargaan yang relevan untuk perilaku ramah lingkungan.


Teknologi Ramah Lingkungan, Teknologi Masa Depan

Senin, 09 Januari 2012

Kutipan Favorit dari Anak Semua Bangsa

Anak Semua Bangsa merupakan kelanjutan dari Novel Bumi Manusia, sama seperti Bumi manusia begitu banyak kutipan - kutipan bijak yang terdapat dalam Novel ini, kutipan mengenai perjuangan, humanisme, perlawanan, dsb.

"Barang siapa tidak tahu bersetia pada azas, dia terbuka terhadap segala kejahatan: dijahati atau menjahati. (Mama, 4)

"Nama berganti seribu kali dalam sehari, makna tetap. (Mama, 20)

"Kalau hati dan pikiran manusia sudah tak mampu mencapai lagi, bukankah hanya pada Tuhan juga orang berseru? (Panji Darman/Jan Dapperste, 33)

"Kau pribumi terpelajar! Kalau mereka itu, pribumi itu, tidak terpelajar, kau harus bikin mereka jadi terpelajar. Kau harus, harus, harus bicara pada mereka, dengan bahasa yang mereka tahu. (Jean Marais, 55)

"Mendapat upah karena menyenangkan orang lain yang tidak punya persangkutan dengan kata hati sendiri, kan itu dalam seni namanya pelacuran? (Jean Marais, 59)

"Jangan kau mudah terpesona oleh nama-nama. kan kau sendiri pernah bercerita padaku: nenek moyang kita menggunakan nama yang hebat-hebat, dan dengannya ingin mengesani dunia dengan kehebatannya—kehebatan dalam kekosongan. Eropa tidak berhebat-hebat dengan nama, dia berhebat-hebat dengan ilmu pengetahuannya. Tapi si penipu tetap penipu, si pembohong tetap pembohong dengan ilmu dan pengetahuannya. (Mama, 77)

"Benih yang tidak sempurna akan punah sebelum berbuah. (Mama, 79)

"Jangan agungkan Eropa sebagai keseluruhan. Di mana pun ada yang mulia dan jahat. Di mana pun ada malaikat dan iblis. Di mana pun ada iblis bermuka malaikat, dan malaikat bermuka iblis. Dan satu yang tetap, Nak, abadi : yang kolonial, dia selalu iblis. (Mama, 83)

"Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun ? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari. (Mama, 84)

"Dengan ilmu pengetahuan modern, binatang buas akan menjadi lebih buas, dan manusia keji akan semakin keji. Tapi jangan dilupakan, dengan ilmu-pengetahuan modern binatang-binatang yang sebuas-buasnya juga bisa ditundukkan. (Khouw Ah Soe, 90)

"Pernah kudengar orang kampung bilang: sebesar-besar ampun adalah yang diminta seorang anak dari ibunya, sebesar-besar dosa adalah dosa anak kepada ibunya. (Robert Suurhorf, 98)

"Inilah jaman modern, Minke, yang tidak baru dianggap kolot, orang tani, orang desa. Orang menjadi begitu mudah terlena, bahwa di balik segala seruan, anjuran, kegilaan tentang yang baru menganga kekuatan gaib yang tak kenyang-kenyang akan mangsa. Kekuatan gaib itu adalah deretan protozoa, angka-angka, yang bernama modal. (Miriam de La Croix, 107)

"Apa akan bisa ditulis dalam Melayu? Bahasa miskin seperti itu? Belang bonteng dengan kata-kata semua bangsa di seluruh dunia? Hanya untuk menyatakan kalimat sederhana bahwa diri bukan hewan. (Minke, 114)

"Tanpa mempelajari bahasa sendiri pun orang takkan mengenal bangsanya sendiri. (Kommer, 119)

"Kartini pernah mengatakan : mengarang adalah bekerja untuk keabadian. (Kommer, 121)

"Kehidupan ini seimbang, Tuan. Barangsiapa hanya memandang pada keceriaannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang pada penderitaannya saja, dia sakit. (Kommer, 199)

"Kehidupan lebih nyata daripada pendapat siapa pun tentang kenyataan. (Kommer, 199)

"Selama penderitaan datang dari manusia, dia bukan bencana alam, dia pun pasti bisa dilawan oleh manusia. (Kommer, 204)

"Revolusi Perancis, mendudukkan harga manusia pada tempatnya yang tepat. Dengan hanya memandang manusia pada satu sisi, sisi penderitaan semata, orang akan kehilangan sisinya yang lain. Dari sisi penderitaan saja, yang datang pada kita hanya dendam, dendam semata...(Kommer, 204)

"Orang rakus harta benda selamanya tak pernah membaca cerita, orang tak berperadaban. Dia takkan pernah perhatikan nasib orang. Apalagi yang hanya dalam cerita tertulis. (Mama, 382)

"semua yang terjadi di kolong langit ini adalah urusan setiap orang yang berfikir. (Kommer, 390)

"Kalau kemanusiaan tersinggung, semua orang yang berperasaan dan berpikiran waras ikut tersinggung, kecuali orang gila dan orang yang memang berjiwa kriminil, biar pun dia sarjana. (Kommer, 390)

Minggu, 08 Januari 2012

Review Novel Anak Semua Bangsa

Kalau pada bagian pertama, tetralogi Buru ini, Bumi manusia, merupakan periode penyemaian dan kegelisahan, maka roman bagian kedua ini, Anak Semua bangsa, adalah periode observasi atau turun kebawah mencari serangkaian spirit lapangan dan kehidupan arus bawah pribumi yang tak berdaya melawan kekuatan raksasa Eropa. Dalam Anak semua bangsa, Minke dihadapkan antara kekaguman pada peradaban eropa dan kenyataan di lingkungan bangsanya yang kerdil. Sejak kedatangan Khouw Ah Soe seorang aktivis pergerakan Tionghoa, surat-surat keluarga De La Croix (sarah, Miriam dan Herbert). Teman Eropanya yang liberal, khotbah politik Nyai Ontosoroh, mertua sekaligus guru agungnya, kesadaran Minke tegugat, tergurah dan tergugah.

      Dari Khouh Ah Soe, Minke mendapat ajaran bahwa “ Sepandai – pandai ahli yang yang berada dalam kekuasaan yang bodoh ikut juga jadi bodoh

     Dari Keluarga De La Croix, Minke mendapat rangkaian pikiran tentang kemajuan, kemunduran dan usaha memerangi setan jahat di Eropa, Jawa dan Hindia: “ Inilah jaman modern. Yang tak baru diangap kolot, orang tani, orang desa. Orang menjadi begitu mudah terlena, bahwa dibalik segala seruan, anjuran, kegilaan tentang yang baru menganga kekuatan gaib yang tak kenyang – kenyang akan mangsa. Kekuatan gaib itu adalah deretan protozoa, angka-angka yang bernama modal.

     Dari nyai Ontosoroh, Minke mendapat kepercayaan diri: “ Jangan kau mudah terpesona oleh nama-nama, kan kau sendiri pernah bercerita tentang nenek moyang kita yang menggunakan namanya yang hebat-hebat, dan dengannya ingin mengesani dunia dengan kehebatannya—kehebatan dalam kekosongan? Eropa tidak berhebat-hebat dengan nama, ia berhebat dengan ilmu dan pengetahuannya” Tahu kenapa Nak, aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh dikemudian hari.

      Episode Anak semua bangsa adalah semacam titik balik perjalanan Minke menelusuri kehidupan masyarakatnya dari titik yang paling dekat yang dengan perjalanan itu semangat itu pun terkukuhkan: “Dan Bukan hanya Eropa ! jaman modern ini telah menyampaikan padaku buah dada untuk menyusui aku, ari pribumi sendiri, dari jepang, Tiongkok, Amerika, India, Arab, dari semua bangsa di muka bumi ini.

Sama seperti Novel pertama, Bumi Manusia, Recommended untuk dibaca.

Kamis, 05 Januari 2012

Presiden Boleh Pergi, Presiden Boleh Datang

Puisi Taufik Ismail

Sebuah orde tenggelam
sebuah orde timbul
tapi selalu saja ada suatu lapisan masyarakat di atas gelombang itu
selamat
Mereka tidak mengalami guncangan yang berat
Yang selalu terapung di atas gelombang
Seseorang dianggap tak bersalah sampai dia dibuktikan hukum bersalah
Di negeri kami ungkapan ini begitu indah
Kini simaklah sebuah kisah
Seorang pegawai tinggi gajinya satu setengah juta rupiah
Di garasinya ada Volvo hitam, BMW abu-abu,
Honda metalik, dan Mercedes merah
Anaknya sekolah di Leiden, Montpellier dan Savana
Rumahnya bertebaran di Menteng, Kebayoran dan macam-macam indah
Setiap semester ganjil istri terangnya belanja di Hongkong dan Singapura
Setiap semester genap istri gelapnya liburan di Eropa dan Afrika
Anak-anaknya ....
Anak-anaknya pegang dua pabrik, tiga apotik dan empat biro jasa
Selain sepupu dan kemenakannya buka lima toko onderdil,
lima biro iklan, dan empat pusat belanja.
Ketika rupiah anjlok terperosok, kepeleset macet dan hancur jadi bubur,
dia, hah!
dia ketawa terbahak-bahak karena depositonya dolar Amerika semua
Sesudah matahari dua kali tenggelam di langit Barat,
jumlah rupiahnya melesat sepuluh kali lipat
Krisis makin menjadi-jadi
Di mana-mana orang antri
Maka 100 kotak kantong plastik hitam dia bagi-bagi
Isinya masing-masing:
Lima genggam beras, empat cangkir minyak goreng,
dan tiga bungkus mie cepat jadi.
Peristiwa murah hati ini diliput dua menit di kotak televisi
dan masuk koran halaman lima pagi sekali
Gelombang mau datang,
Datang lagi gelombang setiap bah air pasang
Dia senantiasa terapung di atas banjir bandang
Banyak orang tenggelam toh mampu timbul lagi
lalu ia berkata sambil berdiri:
Yaaa... masing-masing kita kan punya sejeki sendiri-sendiri
Seperti bandul jam bergoyang-goyang kekayaan misterius mau diperiksa
Kekayaan... tidak jadi diperiksa
Kakayaan... mau diperiksa
Kekayaan... tidak jadi diperiksa
Kekayaan... mau diperiksa
Kekayaan... tidak jadi diperiksa
Kekayaan... harus diperiksa
Kekayaan... tidak jadi diperiksa
(Dibacakan di beberapa pentas baca puisi di Jakarta)

Rabu, 04 Januari 2012

Kutipan Favorit dari Novel Bumi Manusia

      Pada tulisan sebelumnya, review novel bumi manusia, telah saya paparkan sinopsis singkat gambaran betapa menariknya novel yang sempat dicekal oleh pemerintah orde baru ini, selain alur cerita yang begitu kuat, pesan kemanusian yang terkandung didalamnya tidak dapat dikatakan sedikit. Si Penulis, Pramodya Ananta Toer dengan sangat baik menulis sejarah Indonesia dari sudut yang berbeda dan menakjubkan.

     
Dan ada beberapa catatan yang begitu menginspirasi dengan pesan moral yang tinggi,

 "Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri bersuka karena usahanya sendiri dan maju karena pengalamannya sendiri " (Mama/Nyai Ontosoroh, hal 39)

"Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi perbuatan. (Jean Marais, hal 52)

"Cinta itu indah, Minke, terlalu indah, yang bisa didapatkan dalam hidup manusia yang pendek ini. (Jean Marais, 55)

"Tak ada cinta muncul mendadak, karena dia anak kebudayaan, bukan batu dari langit. (Jean Marais, 55) 

"Melawan, Minke, dengan segala kemampuan dan ketakmampuan. (Jean Marais, 60) 

"Hidup bisa memberikan segala pada barang siapa tahu dan pandai menerima. (Mama, 73) 

"Jangan anggap remeh si manusia, yang kelihatannya begitu sederhana; biar penglihatanmu setajam elang, pikiranmu setajam pisau cukur, perabaanmu lebih peka dari para dewa, pendengaran dapat menangkap musik dan ratap-tangis kehidupan; pengetahuanmu tentang manusia takkan bakal bisa kemput. (Mama, 119) 

"Cerita tentang kesenangan selalu tidak menarik. Itu bukan cerita tentang manusia dan kehidupannya , tapi tentang surga, dan jelas tidak terjadi di atas bumi kita ini. (Mama, 120) 

"Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji, dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya . (Minke, 135) 

"Semakin tinggi sekolah bukan berarti semakin menghabiskan makanan orang lain. Harus semakin mengenal batas. (Bunda, 138) 

"Kau terpelajar, cobalah bersetia pada katahati. (Jean Marais, 203) 

"Suatu bangsa yang telah mempertaruhkan jiwa-raga dan harta benda untuk segumpal pengertian abstrak bernama kehormatan. (Miriam de la Croix, 212) 

"Melawan pada yang berilmu dan berpengetahuan adalah menyerahkan diri pada maut dan kehinaan. (Miriam de la Croix, 213) 

"Suatu masyarakat paling primitif pun, misalnya di jantung Afrika sana, tak pernah duduk di bangku sekolah, tak pernah melihat kitab dalam hidupnya, tak kenal baca-tulis, masih dapat mencintai sastra, walau sastra lisan. (Magda Peters, 233) 

"Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai. (Magda Peters, 233) 

"Tak pernah ada perang untuk perang. Ada banyak bangsa yang berperang bukan hendak keluar sebagai pemenang. Mereka turun ke medan perang dan berguguran berkeping-keping seperti bangsa Aceh sekarang ini...ada sesuatu yang dibela, sesuatu yang lebih berharga daripada hanya mati, hidup atau kalah-menang. (Jean Marais, 250) 

"Cinta tak lain dari sumber kekuatan tanpa bendungan bisa mengubah, menghancurkan atau meniadakan, membangun atau menggalang. (Dr. Martinet, 279)

 "Kita telah melawan nak, Sekuat-kuatnya, sehormat-hormatnya.(Mama ,...)

Selasa, 03 Januari 2012

Pengaduan Iqbal pada Allah dan Rumi

Tulisan: Ahmad Syafii Maarif (Kolom Resonansi Republika Maret 2011)




Muhammad Iqbal (1877-1938) dari India yang legendaris mungkin merupakan penyair-filsuf terbesar Muslim pada abad yang lalu. Puisi-puisinya dalam bahasa Urdu dan Persi tetap saja tidak mengering untuk dibaca. Puisi itu masih saja mengilhami. Di antara puisi pengaduannya yang panjang kepada Tuhan, ditulis dalam bahasa Urdu, yaitu "Syikwah wa Jawab-i Syikwah" (Pengaduan dan Jawaban terhadap Pengaduan).

Oleh mantan dosennya, AJ Arberry, diterjemahkan menjadi "Complaint and Answer". Terjemahan lain dilakukan oleh Khushwant Singh berjudul serupa dengan Arberry, tetapi ditambahkan dengan "Iqbal's Dialogue with Allah" dan disertai bahasa aslinya.

Syikwah yang pertama kali dibaca tahun 1909 di Lahore adalah semacam protes Iqbal terhadap Allah mengapa umat Islam dibiarkan merana tak berdaya, padahal tanpa mereka yang selalu menyembah Allah Yang Esa, para penyembah berhala dan pohon akan semakin menjamur di muka bumi. Banyak lagi tema lain dalam syikwah ini, tetapi satu sama lain saling bertali berkelindan.
"Jawab-i Syikwah" dibaca di Lahore tahun 1913 dalam rangka mengumpulkan dana untuk membantu Turki Usmani yang sedang mendapat serangan dari Bulgaria. Tema "Jawab-i Syikwah" pada umumnya merupakan jawaban Allah terhadap keluhan Iqbal atas kondisi dunia Islam yang terbelah berserakan. Di antara jawaban itu adalah mengenai penguasa Muslim yang mabuk dalam kekuasaan, sementara si miskin berkumpul di masjid untuk berdoa dalam keadaan lapar di bulan Ramadhan.
   
Kemudian, adanya keluhan pahit dan getir dalam syikwah tentang kemungkinan punahnya umat Islam dari muka bumi, "Jawab-i Syikwah" balik bertanya:
Ada pembicaraan keras tentang umat Islam akan lenyap dari muka bumi.
Kami bertanya kepadamu: apakah benar umat Islam wujud di mana-mana, di tempat mana pun? Gaya hidupmu bercorak Kristen, kulturmu bercorak Hindu.
Seorang Yahudi saja akan merasa malu saat melihat umat Islam seperti engkau. Kamu para Sayyid juga Mirza, dan kamu orang Afganistan-Kamu adalah semuanya ini, tetapi katakan kepada kami apakah kamu juga Muslim?' Sangat tajam, bukan?
Apakah mereka ini benar-benar Muslim, sedangkan semua identitasnya telah lama berguguran? Bagaimana kita yang hidup sekarang, apakah juga kena sasaran tembak? Ya, tidak diragukan lagi, dan saya seorang di antaranya.

Kutipan ini hanyalah sepotong kecil pengaduan Iqbal dan jawaban Allah kepadanya. Selanjutnya, kita ikuti jawaban Jalal al-Din Rumi (1207-1273), penyair Sufi dari Persia, terhadap keluhan imajiner Iqbal dalam "Bal-i Jibril" diambil dari karya Fazlur Rahman, "Islam and Modernity", hlm. 58. Inilah keluhan getir Iqbal itu:
Pikiranku tinggi menerawang mencapai langit.
Tapi di bumi aku terhina, gagal, dan dalam sekarat.
Aku tak mampu menangani masalah dunia ini,
Dan, tetap saja menghadapi batu penarung di jalan ini.
Mengapa urusan dunia terlepas dari kontrolku?
Mengapa si alim dalam agama bahlul dalam urusan dunia?
Rumi dengan enteng memberi jawaban, tetapi langsung mengenai jantung persoalan: Seseorang yang (mengaku mampu) berjalan di langit; Mengapa begitu sulit baginya berjalan di bumi?

Inilah masalah serius dunia Islam yang masih saja berlangsung sampai hari ini. Kita mengaku sebagai umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, tetapi dalam kenyataannya di bumi tersungkur, dimainkan pihak lain, dan kita pun rapuh tak berdaya. Terlalu berjibun masalah yang mengitari kita, di mana pun di sudut dunia, tetapi perpecahan umat dan perselingkungan ulama dan penguasa yang semakin memperburuk keadaan belum juga usai. Untuk berapa lama lagi suasana sekarat semacam ini "setia" bersama kita?

Tetapi, tuan dan puan jangan membiarkan diri hanyut dalam kerisauan dan ratapan, seperti acap menimpa saya. Sebab, pasti di ujung sana ada cahaya berkedip untuk menuntun kita ke jalan penyelesaian. Syaratnya tunggal: beriman dan berislam secara autentik di bawah bimbingan kenabian, seperti terbaca dalam "Jawab-i Syikwah" di atas.

Jangan menempuh jalan di luar itu yang hanya akan menyeret kita ke dalam lingkaran setan yang tak jelas ujung pangkalnya. Semuanya ini menuntut ketulusan dan sikap hati yang bening, sebuah nilai dan kualitas yang teramat mahal, tetapi jawaban ada di sana!

Hamka Amat Patut Dikenang

Tulisan : Ahmad Syafii Maarif (Kolom Resonansi Republika Maret 2008)

     Sebuah panitia yang dibentuk oleh Universitas Prof Dr Hamka Jakarta akhir 2007 telah menyelenggarakan beberapa kegiatan penting dalam rangka 100 tahun Buya Hamka, dihitung sejak tanggal lahirnya, 17 Februari 1908. Hamka wafat pada 23 Juli 1981 dengan meninggalkan karya tulis yang dahsyat, lebih dari 100. Puncak karya itu adalah Tafsir Alquran Al-Azhar, lengkap 30 juz, mendekati 9.000 halaman. Draf awal disiapkan dalam penjara dalam tenggang waktu dua tahun pada 1960-an. Pada 8 April 2008 akan ada seminar internasional mengenang tokoh ini dan sumbangan pemikirannya terhadap kemanusiaan. Hamka telah mulai menulis pada 1925 dalam usia 17 tahun.
 
     Untuk seminar April, saya juga diminta untuk turut mengisi. Kalimat pertama makalah saya untuk seminar itu berbunyi: ''Semakin jauh Hamka berpisah secara fisikal dengan kita, semakin dalam dan mencekam kerinduan kita kepadanya.'' Mengapa tidak akan rindu? Hamka adalah pribadi dengan wajah 1.000 dimensi. Jauh sebelum muncul sebagai seorang alim kaliber dunia, Hamka adalah novelis dengan beberapa karya sastra yang masih dicetak sampai hari ini. Tiga tahun sebelum wafat, menurut catatan alm Iwan Simatupang, dalam orasi kebudayaan tanpa teks di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada 11 Maret 1970, Hamka bertutur: ''Saya adalah pengarang! Pada mulanya, dan pada akhirnya.'' Merangkai dan menganyam kata adalah pilihan hidup Hamka sepanjang hayat. Tidak tanggung-tanggung, ranah sastra dijelajahnya, sejarah ditelitinya, filsafat dan tasawuf dikajinya, ushul fikih dan manthiq dipelajarinya di bawah bimbingan sang ayah, Dr Haji Abdul Karim Amrullah, seorang alim berwatak keras, dan puncaknya adalah Tafsir Al-Azhar telah dipersembahkannya kepada bangsa Indonesia yang sangat dicintainya. Hamka telah menjadi milik semua orang, hampir tanpa kecuali.

     Universitas Prof Hamka telah merintis sebuah langkah besar: Menyiapkan pusat kajian Hamka, sebuah upaya akademik yang bernilai strategis untuk bangsa ini, untuk Islam, dan untuk kemanusiaan. Sebagai seorang yang dilahirkan di sekitar Danau Maninjau, Ranah Minang, Hamka telah lama bergumul dengan kultur kearifan kata melalui pepatah, petitih, gurindam, bidal, pantun, syair, dan mamang, yang memang menjadi kebanggaan anak suku bangsa itu, di samping juga terkenal sebagai pusat cemeeh di muka bumi. Dua pengarang Minang yang lain: Rosihan Anwar dan alm AA Navis sangat mahir dalam perkara cemeeh ini, tetapi justru dengan cara itu semakin menghidupkan suasana percakapan, sekalipun mungkin saja ada yang tersinggung.

     Hamka adalah fenomenal dalam sejarah Indonesia modern. Karyanya dibaca tidak saja di Indonesia, tetapi juga di mancanegara. Saya tidak tahu pasti sudah berapa tesis dan disertasi yang ditulis orang tentang buah pemikiran si alim ini, sementara dia sendiri berkarya tanpa ijazah, tidak SD, tidak sekolah menengah, apalagi perguruan tinggi. Ajaibnya, mahasiswa S3 perguruan tinggi telah mengkaji Hamka utnuk meraih gelar doktor. Maka, dengan ungkapan: ''Saya adalah pengarang! Pada mulanya, dan pada akhirnya,'' Hamka telah meneruskan kawasan kebudayaan yang sangat luas untuk diteruskan oleh anak-anak bangsa ini, demi peradaban Indonesia yang berkualitas tinggi di masa depan. Pilar-pilar moral dan kearifan yang telah dipancangkan Hamka tidak boleh dibiarkan melapuk, sebab itu merupakan pengkhianatan kultural yang tidak dapat dimaafkan, jika memang kita ingin melihat bangsa ini punya harga diri, sehingga dihormati bangsa-bangsa lain.

Sebagai manusia biasa, tentu di sana-sini Hamka punya kekurangan dan kelemahan, tetapi semuanya itu telah ditebusnya dengan karier hidup yang penuh makna dan karya tulis yang terus saja dikaji dan diminati orang, entah sampai kapan. Karya yang berjibun itu telah lama menjadi sumber inspirasi dan sumber kearifan bagi berbagai kalangan. Nilai profetiknya justru terasa semakin mendesak pada saat bangsa ini sedang berada pada posisi papa inspirasi dan tunakearifan. Di samping tokoh-tokoh moralis yang lain, Hamka adalah salah seorang yang berada di garis depan. Selamat memperingati 100 tahun Buya Hamka!

Rindu Pada Setelah Jas Putih dan Pantalon Putih Bung Hatta

(Dibacakan oleh Taufiq Ismail pada: Acara Deklarasi Gerakan Nasional
Pemberantasan Korupsi, Sumatera Barat, di Asrama Haji, Tabing, Padang,
tgl. 15 Ramadhan 1424 H/10 Nopember 2003 M)

I
Di awal abad 21, pada suatu Subuh pagi aku berjalan kaki di Bukittinggi,
Hampir tak ada kabut tercantum di leher Singgalang dan Merapi, yang belum
dilangkahi matahari,

Lalu lintas kota kecil ini dapat dikatakan masih begitu sunyi,
Menurun aku di Janjang Ampek Puluah, melangkah ke Aue Tajungkang,
berhenti aku di depan rumah kelahiran Bung Hatta,
 
Di rumah beratap seng nomor 37 itulah, di awal abad 20, lahir seorang
bayi laki-laki yang kelak akan menuliskan alphabet cita-cita bangsa di
langit pemikirannya dan merancang peta Negara di atas prahara sejarah
manusianya,
 
Dia tak suka berhutang. Sahabat karibnya, Bung Karno, kepada
gergasi-gergasi dunia itu bahkan berteriak, "Masuklah kalian ke neraka
dengan uang yang kalian samarkan dengan nama bantuan, yang pada
hakekatnya hutang itu".

Suara lantang 39 tahun yang silam itu terapung di Ngarai Sianok, hanyut
di Kali Brantas, menyelam di Laut Banda, melintas di Selat Makassar,
hilang di arus Sungai Mahakam, kemudian tersangkut di tenggorokan 200
juta manusia,
 
Dua ratus juta manusia itu, terbelenggu rantai hutang di tangan dan kaki,
di abad kini. Petinggi negeri di lobi kantor Pusat Pegadaian Dunia duduk
antri, membawa kaleng kosong bekas cat minta sekedarnya diisi. Setiap
mereka pulang, hutang menggelombang, setiap bayi lahir langsung dua puluh
juta rupiah berkalung hutang, baru akan lunas dua generasi mendatang.

II.
Jalan kaki pagi-pagi di Bukittinggi, aku merenung di depan rumah beratap
seng di Aue Tajungkang nomor 37 ini, yang di awal abad 20 lalu tempat
lahir seorang bayi laki-laki
 
Aku mengenang negarawan jenius ini dengan rasa penuh hormat karena
rangkaian panjang mutiara sifat: tepat waktu, tunai janji, ringkas
bicara, lurus jujur, hemat serta bersahaja,
 
Angku Hatta, adakah garam sifat-sifat ini masuk ke dalam sup kehidupanku?
Kucatat dalam puisiku, Angku lebih suka garam dan tak gemar gincu.
Tujuh windu sudah berlalu, aku menyusun sebuah senarai perasaan rindu,
Rindu pada sejumlah sifat dan nilai, yang kini kita rasakan hancur
bercerai-berai,
 
Kesatuan sebagai bangsa, rasa bersama sebagai manusia Indonesia, ikatan
sejarah dengan pengalaman derita dan suka, inilah kerinduan yang luput
dari sekitar kita,
 
Kita rindu pada penampakan dan isi jiwa bersahaja, lurs yang tabung,
waktu yang tepat berdentang, janji yang tunai, kalimat yang ringkas
padat, tata hidup yang hemat,
 
Tiba-tiba kita rindu pada Bung Hatta, pada stelan jas putih dan pantaloon
putihnya, symbol perlawanan pada disain hedonisme dunia, tidak sudi
berhutang, kesederhanaan yang berkilau gemilang,
 
Kesederhanaan. Ternyata aku tak bisa hidup bersahaja. Terperangkap dalam
krangkeng baja materialisme, boros dan jauh dari hemat, agenda serba
bendaku ditentukan oleh merek 1000 produk impor, iklan televise dan gaya
hidup imitasi,
 
Bicara ringkas. Susah benar aku melisankan fikiran secara padat. Agaknya
genetika Minang dalam rangkaian kromosomku mendiktekan sifat bicaraku
yang berpanjang-panjang. Angk Hatta, bagaimana Angku dapat bicara ringkas
dan padat? Teratur dan apik? Aku mengintip Angku pada suatu makan siang
di Jalan Diponegoro, yang begitu tertib dan resik,
Tepat waktu. Bung Hatta adalah tepat waktu untuk sebuah bangsa yang
selalu terlambat. Dari seribu rapat, sembilan ratus biasanya telat.
Kegiatanku yang tepat waktu satu-satunya ialah ketika berbuka puasa.
Kelurusan dan kejujuran. Pertahanan apa yang mesti dibangun di dalam
sebuah pribadi supaya orang bisa selalu jujur? Jujur dalam masalah
rezeki, jujur kepada isteri, jujur kepada suami, jujur kepada diri
sendiri, jujur kepada orang banyak, yang bernama rakyat? Rakyat yang di
tipu terus-menerus itu.
 
Ketika kita rindu bersangatan kepada sepasang jas putih dan pantaloon
putih itu, kita mohonkan kepada Tuhan, semoga nilai-nilai dan sifat-sifat
luhur yang telah hancur berantakan, kepada kita utuh dikembalikan.
 
III.
Jalan kaki pagi-pagi di Bukittinggi, di depan rumah beratap seng di Aue
Tajungkang nomor 37 ini aku menengok ke kanan dan ke kiri, kemudian aku
masuk ke dalamnya, dan di ruang tamu menatap potret dinding aku berdiri,
Tampaklah Bung Hatta di antara rakyat banyak dalam gambar itu. Tiba-tiba
Bung Hatta keluar dari gambar sepia itu.
 
Kemudian Bung Hatta berkata: "Ceritakan Indonesia kini menurut kamu"
Aku tergagap bicara. ^Angku, mangadu ambo kini. Angku, saya mengadu
kini. Krisis berlapis-lapis bagaikan tak habis-habis. Krisis ekonomi,
politik, penegakan hokum, pendidikan, pengangguran, kemiskinan, keamanan,
kekerasan, pertumpahan darah, pemecah-belahan, dan di atas semua itu,
krisis akhlak bangsa,
 
"Otoritarianisme panjang menyuburkan perilaku materialistic, tamak,
serakah, tipu-menipu, konspiratif, mengutamakan keluarga dekat,
memenangkan golongan sendiri, dan tingkah laku feodalistik,
Krisis nilai luhur merubah potret wajah bangsa menjadi anarkis,
bringas, ganas, tak bersedia kalah, tak segan memfitnah, memaksakan
kehendak, pendendam, perusak, pembakar dan pembunuh. Kekerasan, api,
batu, peluru, puing mayat, asap dan bom sampai ke seluruh muka bumi,
Tetapi tentang bom itu, nanti dulu. Sepuluh dua puluh tahun lagi,
lihat, akan terungkap apa sebenarnya sandiwara besar skenario dunia yang
dipaksakan hari ini. Mentang-mentang.
 
Aku menarik nafas. Bung Hatta diam. Tak ada senyum di wajahnya
Angku Hatta. Harga apa saja di Indonesia naik semua, kecuali satu.
Harga nyawa. Nyawa murah dan luar biasa jatuh nilainya. Di setiap demo
orang mati. Tahanan polisi gampang mati. Pencuri motor dibakar mati.
Anak-anak sekolah belasan tahun dalam tawuran, tanpa rasa salah dengan
ringan membunuh temannya lain sekolah. Mahasiswa senior yang garang
menggasak, menggampar, menyiksa juniornya sampai mati. Tahun depan
pembunuhan di kampus lain di ulang lagi. Dendam dipelihara dan
diturunkan"
 
Sesak nafasku. Bung Hatta diam. Matanya merenung jauh.
Alkohol, nikotin, judi, madat, putau, ganja dan sabu-sabu telah meruyak
dan mencengkeram negeri kita, mudah dibeli di tepi jalan, di sekolah, di
mana-mana. Indonesia telah menjadi sorga pornografi paling murah di
dunia. Dengan uang sepuluh ribu anak SLTP dengan mudah bisa membeli VCD
coitus lelaki-perempuan kulit putih 60 menit, 6 posisi dan 6 warna.
Anak-anak SD membaca komik cabul dari Jepang. Di televisi peselingkuhan
dianjurkan dan diajarkan."
 
Gelombang hidup permisif, gaya serba boleh ini melanda penulis-penulis pula.
Penulis-penulis perempuan, muda usia, berlomba mencabul-cabulkan karya,
asyik menggarap wilayah selangkang dan sekitarnya dan kompetisi Gerakan
Syahwat Merdeka. Betapa tekun mereka melakukan rekonstruksi dan
dekonstruksi daftar instruksi posisi syahwat selangkangan abad 21 yang
posmo perineum ini.
 
Dari uap alkohol, asap nikotin dan narkoba, dari bau persetubuhan liar
20 juta keeping VCD biru, dari halaman-halaman komik dan buku cabul
menyebar hawa lendir yang mirip aroma bangkai anak tikus terlantar tiga
hari di selokan pasar desa ke seluruh negeri.

Minggu, 01 Januari 2012

wishlist thing

Tahun 2011 dengan segala kenangan yang menyertainya telah berlalu dari kita semua, dan sinar mentari 2012 dengan berbagai harapan pun sudah kita rasakan bersama.

Maka beberapa wishlist thing, akan saya paparkan disini sebagai alarm pengingat bagi saya, kalau saya punya mimpi-mimpi dan target yang harus saya capai.

1. Canon EOS 1D Mark IV
2. Samsung Galaxy Tablet PC 10.1


wishlist buku:
1. Rumah Kaca, Pramodya Ananta Toer
2. The Lost Symbol, Dan Brown
3. Syahadat Cinta Rabiyah Al Adawiyah, Guntur Romli
4. Pelangi di Melbourne, Zuhairi Misrawi
5. Manusia Setengah Salmon, Radytia Dika
6. Dibawah Bendera Revolusi, Soekarno

dan target saya di 2012 ini, harus bisa ngabisin minamal 75 buku.

wishlist karir

Selama 2012, pengennya cari pengalaman kerja untuk menambah pengetahuan teknis didunia engineer, sambil cari beasiswa untuk ngelanjutin study S2 ke Max Planck Institute.

"Kuberi satu rahasia padamu kawan!, buah paling manis dari bermimpi adalah kejadian- kejadian luar biasa dalam proses menggapainya" (Andrea Hirata)